Dinas Dikbud Gulirkan Program Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Kecakapan Kerja

05/10/2023 BeritaBIDANG PEMBINAAN PAUD DIKMAS

Bupati Tegal didampingi Kepala Dinas Dikbud membuka Program Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Kecakapan Kerja

Slawi – Untuk kesekian kalinya, Dinas Dikbud  kembali menggelar  program  Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) dan Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) yang merupakan program layanan pendidikan  dan pelatihan  yang berorientasi pada pengembangan ketrampilan kerja. Program ini diberikan kepada  peserta didik agar memiliki kompetensi di bidang keterampilan tertentu.

Bupati Tegal Umi Azizah berkesempatan hadir di perhelatan pembukaan kegiatan yang dilakukan di aula Dinas Dikbud, Kamis 5 Oktober 2023.

Kepala Dinas Dikbud Fakihurrokhim, S.Sos., MM menyatakan kegiatan ini bertujuan memberikan bekal ketrampilan kerja bagi masyarakat yang tidak bekerja karena belum memiliki ketrampilan.

“Diharapkan lulusan program PKH maupun PKK dapat bekerja pada perusahaan, industri manufaktur, industri jasa, maupun industri rumahan dan industri lainnya,” ujarnya.

Dia merinci bahwa peserta kegiatan sebanyak 198 orang peserta yang terdiri dari  peserta pimpinan LKP 19 orang, dan peserta kursus serta pelatihan sebanyak 179 orang.

“Untuk program pelatihan terdiri dari menjahit sebanyak 55 orang, komputer, 65 orang, otomotif 20 orang , tata rias pengantin 20 orang, dan tata boga sebanyak 19 orang. Program ini didukung APBD II Kabupaten tegal untuk program PKH senilai Rp 190 juta dan program PKK sebesar Rp 168 juta,” jelasnya.

Bupati Tegal Umi Azizah dalam kesempatan ini meminta Dinas Dikbud turut memantau kegiatan, untuk memastikan peserta didik benar-benar mahir dalam memahami pendidikan yang diikutinya.

“Kaum muda tidak hanya sekadar membutuhkan lapangan kerja, tapi bagaimana mereka ini bisa bekerja dengan kondisi yang layak. Sementara penciptaan lapangan kerja, baik oleh pemerintah, terlebih sektor swasta tidak sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja setiap tahunnya. Tenaga kerja usia produktif yang tersedia melimpah dan lapangan kerja yang terbatas ini menciptakan berbagai persoalan, terutama pengangguran terbuka yang sampai sekarang masih menjadi PR kita bersama,” tegasnya.

Umi juga meminta kepada Lembaga Kursus dan Pelatihan, supaya yang diajarkan tidak hanya hard-skill, keterampilannya saja, apakah itu menjahit, mengoperasikan alat, komputer dan sebagainya, tapi juga soft-skill yang melatih mental supaya mereka ini benar-benar siap menghadapi kultur kerja yang berbeda.

Dengan kedisiplinan dan keteraturan kerja serta tekanan lingkungan kerja yang bisa saja membuat tidak nyaman. (Her/Sekh)